Muntahan ikan paus di tengah Samudra Hindia yang menjadi viral - Bbc news Abc News

Breaking

Ads

Monday, November 13, 2017

Muntahan ikan paus di tengah Samudra Hindia yang menjadi viral

muntahan ikan paus

Seorang nelayan Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, Sukadi, menemukan muntahan ikan paus seberat 200 kilogram benda mengambang di tengah Samudra Hindia yang merupakan muntahan (Ambergris) paus.

"pada saat saya di laut dengan empat rekan kerja, tepatnya antara Pulau Dua dan Pulau Enggano saya melihat muntahan itu bertebaran di tengah laut," kata Sukadi.

Sukadi menjelaskan bahwa dia tidak tahu bahwa benda mengambang itu adalah paus yang muntah. Ia berinisiatif untuk memeriksa titik koordinat menggunakan sistem penentuan posisi global (GPS). saya mengira benda yang berserakan itu merupakan limbah.

"Saya cek GPS, saya rasa itu limbah, maka saya mengambilnya dengan harapan laut bersih dari sampah," katanya.

Namun, saat ini sedang dikumpulkan di kapal dan dibawa ke darat, hanya diketahui apakah itu adalah paus muntah. Dia juga tidak tahu isinya. Dia tahu setelah dia mengecek di video Youtube.

"Saya baru menyadari bahwa yang saya temukan adalah muntahan paus yang mahal , jadi hebohlah. Jika saya tidak heboh, maka orang lain banyak yang menjadi heboh," katanya.

Sejauh ini barang yang tahan muntah masih tinggal di rumah dan belum ada yang terjual.

"Masih di rumah, saya menyimpan sekitar 200 kilogram. Tidak ada yang terjual, tapi jika ada ketertarikan serius dengan kecocokan harga, maka saya jual," katanya.

Ia menjelaskan, warna muntahan paus itu berwarna putih dengan warna kuning. Kalau dirasa, seperti memegang lilin. Bila dipanaskan, maka akan meleleh dan bisa digunakan untuk menyalakan api.

Dalam beberapa literatur, muntahannya harganya cukup mahal per kilogram, puluhan hingga ratusan juta.

muntahan ikan paus

Ambergris adalah zat yang terakumulasi di usus paus. Lama terakumulasi di perut ikan paus, zat ini menjadi padat seperti lilin dan benjolan.

Ambergris padat seperti lilin dan mudah terbakar. Zat ini sangat baik digunakan sebagai pembuat parfum.

Dosen kelautan pengasuh mata kuliah Oseanografi dan Istiologi (ilmu ikan) Universitas Bengkulu, Zamdial Sj, saat dihubungi ia mengatakan tidak ada kebiasaan (habitat) ikan paus yang muntah.

Menurut dia, paus akan memakan ikan kecil, udang, dan plankton. Selama pengetahuan yang dimilikinya, kebiasaan sehari-hari paus tidak ada yang muntah. Jika muntah, ada fenomena lain dari paus.

"Bisa jadi dia muntah karena salah makan, seperti sampah plastik, tapi itu jarang," katanya.

Terkait dengan muntahan paus harganya ratusan juta, saya belum tahu.

"Saya tidak tahu apa itu muntah dan memiliki nilai jual tinggi" Ini diakhiri. Mungkin sampah dari fenomena alam lainnya butuh penelitian lebih lanjut, "pungkasnya.

No comments:

Post a Comment